Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) telah menjadi penyebab kematian terbesar nomor lima di dunia. WHO melaporkan jumlah kematian akibat penyakit tersebut di seluruh dunia adalah 3,2 juta orang per tahun. Itu artinya setiap menit, enam orang meninggal dunia akibat diabetes.
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan ini sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat.
Diabetes mellitus sering disebut sebagai ‘the great imitator”, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. Diabetes Melitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan.
Penyakit diabetes mellitus terjadi akibat adanya gangguan mekanisme kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir. Gizi juga dapat menunjukkan peranannya dalam terjadinya Diabetes mellitus dalam dua arah yang berlawanan. Gizi lebih yang merupakan petunjuk umum peningkatan taraf kesejahteraan perorangan, memperbesar kemungkinan menifestasi diabetes mellitus, terutama pada mereka yang memang dilahirkan dengan bakat tersebut.
Program perbaikan gizi di Indonesia, diarahkan pada peningkatan kuantitas dan kualitas makanan. Belum adanya pedoman yang nyata akan taraf gizi yang dianggap optimal membuka peluang terjadinya gizi lebih dan yang diketahui cenderung lebih mudah jatuh dalam diabetes mellitus . Disamping itu, usaha diversifikasi menu makanan rakyat, perlu diimbangi dengan kegiatan-kegiatan lain untuk membebaskan bahan makanan yang potensial untuk dimakan dari racun yang dapat mertugikan pertumbuhan jaringan dalam tubuh manusia.
A. Definisi Karbohidrat dan Lemak
Istilah karbohidrat berasal dari penulisannya Cx (H2O). dari rumus ini karbohidrat dianggap sebagai hidrat dari karbon. Karbohidrat merupakan polimer alam (biopolimer) adalah disakarida. Polisakarida terbentuk dari monomer-monomer monosakarida yang bergabung melalui ikatan kovalen berupa ikatan glikosida dalam reaksi polimerisasi dan kondensasi. Sakarida sendiri berasal dari bahasa Arab dari kata Sakkar yang artinya gula.
Meski yang dimaksud dengan makromolekul berupa polimer dalam karbohidrat adalah polisakarida, namun untuk mempelajari polisakarida dan mengingat peran karbohidrat lainnya, yakni monosakarida dan disakarida yang penting dalam kehidupan, maka pembahasan secara umum akan meliputi monosakarida, disakarida, polisakarida dan peran karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gzi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energy di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikomsumsi akan menghasilkan energi sebanyak 4 kkal dari energi hasil proses oksidasi pembakaran. Karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang dikomsumsi akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorbsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme. Sel-sel yang terdapat dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa, dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama.
Lemak adalah salah satu zat gizi yang komposisinya terdiri atas, asam lemak, triglyserida, kolesterol, fosfolipid, dan glikolipid. Fungsinya antara lain sebagai sumber energi, sebagai bantalan terhadap benturan dan sebagai isolator terhadap panas.
B. Definisi dan Klasifikasi Diabetes mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh dikarenakan ketidakmampuan tubuh membuat atau menyuplai hormon insulin yang menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah melebihi nilai normal. Di kalangan masyarakat luas, penyakit ini lebih dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Gejalanya sangat bervariasi, DM dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil atau berat badan yang menurun.
Penyakit DM kadang pula gambaran kliniknya tidak jelas, asimtomatik dan diabetes baru ditemuikan pada saat pemeriksaaan penyaringan atau pemeriksaan untuk penyakit lain. Dari sudut pandang penderita DM sendiri, hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat ke dokter dan kemudian didiagnosis sebagai DM dengan keluhan yaitu terjadi kelainan pada kulit seperti gatal-gatal, bisulan. Selain itu juga terjadi kelainan gimnekologis seperti keputihan dan lain-lain.
Gejala pada Dm merupakan akibat dari adanya ketidakseimbangan dalam metabolisme hidrat arang, protein, lemak dengan produksi ataupun fungsi hormon insulin. DM adalah suatu sindrom klinik yang terdiri dari peningkatan kadar gula darah, ekskresi gula melalui air seni dan gangguan mekanisme kerja hormon insulin. Kelainan tersebut timbul secara bertahap dan bersifat menahun.
Klasifikasi etiologis DM berdasarkan konsensus pengelolaan Diabetes mellitus di Indonesia tahun 2002 yaitu :
· DM tipe 1
Dahulu dikenal sebagai Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Penderita DM tipe 1 mengalami destruksi sel beta yang dapat mengakibatkan defisiensi insulin absolut karena proses autoimun ataupun idiopatik.
· DM tipe 2
Dahulu dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Penyebab Dm tipe 2 bervariasi mulai resistensi insulin yang disertai defisiensi insulin relatif hingga defekasi sekresi insulin yang disertai resistensi insulin.
· DM tipe lain
Berkaitan dengan kondisi atau sindroma tertentu :
1. Defek genetik fungsi sel beta
2. Defek genetik kerja Insulin
3. Penyakit ekstrim pankreas
4. Endokrinopati
5. Penggunaan obat atau zat kimia
C. Faktor Penyebab Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus disebabkan berkurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya berjumlah cukup. Kekurangan insulin disebabkan adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Namun, jika dirunut lebih lanjut, beberapa faktor yang menyebabkan DM sebagai berikut :
1. Genetik atau faktor Keturunan
DM cenderung diturunkan atau diwariskan , Bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum wanita yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
2. Virus dan Bakteri
Virus penyebab Dm adalah rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. DM akibat bakteri belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
3. Bahan tosik atau Beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari jenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.
4. Nutrisi
Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.
5. Kaitan Diabetes Mellitus dan Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan ini sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat.
Diabetes mellitus sering disebut sebagai ‘the great imitator”, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. Diabetes melitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan.
Penyakit diabetes mellitus terjadi akibat adanya gangguan mekanisme kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir. Gizi juga dapat menunjukkan peranannya dalam terjadinya Diabetes mellitus dalam dua arah yang berlawanan. Gizi lebih yang merupakan petunjuk umum peningkatan taraf kesejahteraan perorangan, memperbesar kemungkinan manifestasi diabetes Mellitus, terutama pada mereka yang memang dilahirkan dengan bakat tersebut.
Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas. Insulin terdiri dari atas dua rantai polipetida. Struktur insulin manusia dan beberapa spesies mamalia kini telah diketahui. Insulin manusia terdiri dari dua residu asam amino pada rantai A dan 30 residu pada rantai B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulfida (Granner, 2003).
Sel-sel tubuh menangkap insulin pada suatu reseptor glikoprotein spesifik yang terdapat pada membran sel. Reseptor tersebut berupa heterodimer yang terdiri atas subunit A dan subunit B dengan konfigurasi A2B2. Subunit A berada pada permukaan luar membran sel dan berfungsi mengikat insulin. Subunit B berupa protein trans membran yang melaksanakan fungsi tranduksi sinyal. Bagian sitoplasma subunit B mempunyai aktivitas tirosin kinase dan tapak autofosforilasi (King, 2007).
Insulin mengatur metabolisme glukosa dengan memfosforilasi substrat reseptor insulin (IRS) melalui aktivitas tirosin kinase subunit B pada reseptor insulin. IRS terfosforilasi memicu serangkaian reaksi kaskade yang efek nettonya adalah mengurangi kadar glukosa dalam darah. Oleh karena itu, penderita DM yang jumlah insulinnya tidak mencukupi atau bekerja tidak efektif akan mengalami hiperglikemia. Ada empat mekanisme yang terlibat yaitu :
1. Meningkatkan difusi glukosa ke dalam sel
Pengangkutan glukosa ke dalam sel melalui proses difusi dengan bantuan protein pembawa. Protein ini diidentifikasi melalui teknik kloning molecular. Ada 5 jenis protein pembawa tersebut yaitu GLUT1, GLUT2, GLUT3, GLUT4 dan GLUT5. GLUT1 merupakan pengangkut glukosa yang ada pada otak, ginjal, kolon dan eritrosit. GLUT2 terdapat pada sel hati, pankreas, usus halus dan ginjal. GLUT3 berfungsi pada sel otak, ginjal dan plasenta. GLUT4 terletak di jaringan adiposa, otot jantung dan otot skeletal. GLUT5 bertanggung jawab terhadap absorbsi glukosa dari usus halus. Insulin meningkatkan secara signifikan jumlah protein pembawa terutama GLUT4. Sinyal yang ditransmisikan oleh insulin menarik pengangkut glukosa ke tempat yang aktif pada membran plasma. Translokasi protein ini bergantung pada suhu dan energi serta tidak bergantung pada sintesis protein. Efek ini tidak terjadi pada hati.
2. Peningkatan aktivitas Enzim
Pada orang yang normal, sekitar separuh dari glukosa yang dikonsumsi menjadi energi lewat glikolisis dan separuh lagi disimpan sebagai lemak atau glikogen. Glikolisi akan menurun dalam keadaan tanpa insulin dan proses glikogenesis ataupun lipogenesis akan terhalang. Hormon insulin meningkatkan glikolosis sel-sel hati dengan cara meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang berperan. Termasuk glukokinase, fosforfruktokinase dan piruvat kinaser. Bertambahnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan dengan demikian secara tidak langsung menurunkan pelepasan glukosa ke plasma darah . Insulin juga menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfatase yaitu enzim yang ditemukan di hati dam berfungsi mengubah glukosa menjadi menjadi glukosa 6-fosfat. Penumpukan glukosa 6-fosfat dalam, sel mengakibatkan retensi glukosa yang mengarah pada Dm tipe2.
Banyak efek metabolik insulin, khususnya yang terjadi dengan cepat dilakukan dengan mempengaruhi reaksi fosforilasi dan difosforilasi protein yang selanjutnya mengubah aktivitas enzimatik enzim tersebut. Kerja insulin dilaksanakan dengan mengaktifkan protein kinase, menghambat protein kinaser lain atau merangsang aktivitas fosfoprotein fosfatase. Defosforilasi meningkatkan aktivitas sejumlah enzim penting. Modifikasi kovalen ini memungkinkan terjadinya perubahan yang hampir seketika pada aktivitas Mekanisme defosforilase enzim dilakukan melalui reaksi kaskade yang dipicu oleh fosforilase substrat reseptor insulin. Sebagai contoh pengaruh insulin pada enzim glikogen sintase dan glikogen fosforillase (King, 2007).
3. Menghambat kerja cAMP
Dalam menghambat atau merangsang suatu kerja enzim, insulin memainkan peran ganda. Selain menghambat secara langsung, insulin juga mengurangi terbentukmnya cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap insulin. Insulin merangsang terbentuknya fosfodiesterase-cAMP. Dengan demikian insulin mengurangi kadar cAMP dalam darah.
4. Mempengaruhi Ekspresi gen
Insulin mempengaruhi berbagai proses spesifik dalam nukleolus. Enzim fosfoenolpiruvat karboksinase mengkatalisis tahap yang membatasi kecepatan reaksi dalam glukoegenesis. Sintesis enzim tersebut dikurangi oleh insulin dengan demikian, glukogenesis akan menurun. Hasil penelitian menunjukkan transkripsi enzim ini menurun dalam beberapa menit setelah penambahan insulin. Penurunan transkripsi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan laju enzim ini.
D. Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Mellitus
DM dapat dicegah dengan menerapkan hidup sehat sedini mungkin yaitu dengan mnempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang dengan meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan serat, membatasi makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak, mempertahankan berat badan yang normal sesuai dengan umur dan tinggi badan serta olahraga teratur sesuai umur dan kemampuan.Tujuan pengobatan penderita DM adalah untuk mengurangi gejala, menurunkan berat badan bagi yang obesitas dan mencegah terjadinya komplikasi.
1. Diit
Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diit sesuai yang dianjurkan, yang mendapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus menaati diit terus-menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur.
2. Obat-obatan
Tablet/ suntikan antidiabetes diberikan, namun terapi diit tidak boleh ditinggalkan dan pengobatan penyulit lain yang menyertai suntikan insulin.
3. Olahraga
Dengan olahraga teratur sensivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun relatif kurang, kurang dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olahraga 1-2 jam sesudah makan terutama pagi hari selama satu jam perhari minimal tiga kali seminggu.
Penderita DM sebaiknya konsultasi gizi kepada Dokter atau Nutrionis (Ahli Gizi) setiap enam bulan sekali untuk mengatur pola diit dan makan guna mengakomodasikan pertumbuhan dan perubahan berat badan sesuai pola hidup.